3/02/2008

|:> DUNIA MEMBISU <:|

Tags



Rejim Zionis Israel benar-benar mewujudkan ancamannya akan meng'holocaust'kan warga Ghaza. Hari ini saja, Sabtu (1/3) tentara-tentara Zionis membunuh 32 warga Ghaza, termasuk lima anak-anak.
"Kami benar-benar berada di tengah peperangan, " kata Abu Alaa, warga kota Jabaliya, utara Ghaza.
"Kami mendengar suara roket-roket ditembakkan dan suara ledakan di mana-mana. Kami tidak bisa keluar rumah. Mereka (tentara Israel) menembak apa saja yang bergerak, " tutur Abu Alaa pada kantor berita AFP.
Tak ada yang bisa dilakukan warga Ghaza selain berlindung di dalam rumah agar tak menjadi korban serangan brutal tentara-tentara Zionis itu. Dari masjid-masjid, terdengar suara para imam membacakan ayat-ayat suci al-Quran.
Kepala bantuan medis darurat di Ghaza, Dokter Muawiya Hassanein mengungkapkan, warga Ghaza yang gugur kebanyakan karena terkena serangan roket-roket yang dijatuhkan dari pesawat-pesawat tempur Israel di dalam dan di luar kota Jabaliya.
Menurut keterangan petugas medis, di antara para korban sedikitnya ada empat anak-anak dan tiga perempuan. Seorang ibu, dilaporkan meinggal dunia akibat tembakan tentara Zionis, ketika ia sedang menyiapkan sarapan buat anak-anaknya. Dua orang adik kakak, laki-laki dan perempuan berusia 11 tahun dan 12 tahun tewas terkena pecahan roket ketika masih tertidur.
Tiga pejuang Hamas dan satu orang pejuang Jihad Islam juga dilaporkan gugur dalam serangan Zionis ke kamp pengungsi Jabaliya, hari Sabtu dinihari. Selain mereka yang gugur, sedikitnya 200 warga Palestina lainnya mengalami luka-luka.
Sementara militer Israel mengklaim dua tentaranya tewas dan lima lainnya luka-luka ringan dalam pertempuran dengan pejuang Palestina di utara Ghaza.
Serangan ke kamp pengungsi Jabaliya, bersaman dengan aksi massa ribuan warga Palestina di Kota Ghaza yang memprotes agresi Israel tanpa pandang bulu. "Mereka telah membunuh hak saya untuk menikmati masa kanak-kanak", demikian bunyi spanduk yang diusung seorang anak Ghaza yang ikut berunjuk rasa.
"Kami tidak akan pernah mengakui Israel, meski Israel membunuh semua pemimpin-pemimpin kami dan semua anak-anak kami, " tandas Khalil al-Hayyah, salah seorang pemimpin Hamas yang puteranya juga menjadi korban serangan Israel. (ln/iol)
>>>>post yg terbaru ini bknnya utk melemahkan semangat kita sebagai umat yg sering ditindas pada zaman ini tetapi utk diambil iktibar utk kita semua agar tidak melupakan mereka sume yg lebih hebat tentangan yg diterima~

Seorang penuntut di Universiti Al-Azhar, Mesir. Suka menulis cerita pendek dan kontot demi memandaikan ummah.